Sebagai Perencana Keuangan ataupun Financial Planner/Advisor independen
,
saya tidak pernah bosan untuk mengingatkan bahwa produk investasi
mengandung risiko. Mari kita ingat kembali mengenai istilah High Risk
High Return? Kira-kira artinya, Semakin tinggi hasil investasi yang kita
dapatkan, maka semakin tinggi pula resikonya. Pertanyaanya adalah,
kalau begitu, apabila kita ingin mendapatkan hasil dari investasi yang
tinggi, berarti kita harus menanggung resiko yang tinggi juga donk? Satu
hal yang harus selalu kita ingat adalah bahwa tidak ada satu pun bisnis
investasi yang tidak memiliki risiko 100%.
Oleh
karena adanya resiko inilah, maka dari itu kita harus melakukan analisa
sebelum berinvestasi agar dapat meminimalkan risiko investasi itu
sendiri (bukan menghilangkan).
Salah satu teori untuk memperkecil suatu resiko yang sering kita dengar
dan yang sering dipergunakan ialah yang disebut dengan diversifikasi.
Pastinya anda telah pernah mendengar donk istilah seperti berikut "Don"t
put Eggs in One Basket" Yang artinya adalah apabila kita memiliki
banyak telur janganlah menempatkan semua telur tersebut didalam satu
keranjang. Jadi kalau keranjang tersebut jatuh maka telur-telur tersebut
tidak akan pecah semua. Begitupula dengan duni investasi. Untuk
memperkecil resiko, maka janganlah menempatkan investasi kita hanya di
satu produk saja.
Investasi dapat dilakukan dengan menggunakan produk investasi yang telah
ditawarkan oleh institusi-institusi keuangan ataupun produk keuangan
maupun yang menggunakan produk non-keuangan. Menggunakan kombinasi dari
produk-produk tersebut juga dapat mengurangi resiko.
Beberapa produk non-keuangan yang dapat dipergunakan dalam berinvestasi
ialah seperti, properti (rumah tinggal, apartemen, ruko, kios, dll),
kendaraan bermotor, emas/logam mulia (perhiasan dan emas
keping/batangan), diamond dan perhiasan berharga. Selain itu untuk
beberapa golongan tertentu menggunakan lukisan, barang antik, dan masih
banyak produk lainnya yang dapat dipergunakan sebagai wahana investasi.
Adapun untuk produk keuangan, terdapat banyak macamnya, antara lain
produk perbankan seperti tabungan, deposito dan SBI, produk pasar modal
seperti saham, surat utang (obligasi),
reksadana, valuta asing (mata uang), indeks, future dan banyak lagi
produk investasi baik yang ditawarkan secara lokal maupun yang dijual
diluar negeri.
Kombinasi dari produk keuangan dan non-keuangan bisa membantu
memperkecil resiko yang akan timbul dikemudian hari. Contoh, bursa turun
dan harga saham hancur diperiode bulan Juli s/d September yang mana
justru harga logam mulia sempat naik cukup tinggi. Meskipun pada
akhirnya logam mulia juga ikutan turun, akan tetapi dalam kondisi saham
turun secara total, investasi yang telah kita tanam saat itu tidaklah
turun terlalu dalam. Itu salah satu contoh keunggulan dari
diversifikasi.
Meskipun guru investor seprti Warren Buffett pernah mengatakan bahwa
diversifikasi diperlukan untuk orang yang tidak mengerti apa yang mereka
lakukan (dalam investasi maksudnya), Dalam skala tertentu,
diversifikasi tidak hanya dilakukan dengan menggunakan produk investasi,
sedangkan di Indonesia akan tetapi bisa juga dengan menggunakan produk
atau investasi dibeberapa negara. Akan tetapi kita juga harus
berhati-hati, karena penurunan bursa disuatu negara cepat atau lambat
akan berdampak dinegara lain. Itulah sebabnya kombinasi antara produk
keuangan dan non-keuangan sangat disarankan. Sehingga ketika pasar
sedang turun, kita tidak perlu panik layaknya orang yang mendadak jatuh
miskin.


0 komentar:
Posting Komentar