BAGI ANDA YANG MEMBUKA ACCOUNT MELALUI BLOG INI AKAN MENDAPATKAN FASILITAS WITHDRAWAL DAN DEPOSIT SECARA INSTAN SERTA SABTU MINGGU KAMI TETAP MELAYANI WITHDRAWAL DAN DEPOSIT.

Selasa, 29 Mei 2012

Kamus Trading Forex

The Bible of Forex
Pada bisnis trading forex akan terdapat banyak kata atau kalimat yang asing di dengar terutama bagi seorang pemula. Disini saya akan menjelaskan beberapa mengenai istilah yang belum kita ketahui secara menyeluruh dalam bisnis forex.

  
Above The Market : Perintah untuk menjual sekuritas atau surat berharga di atas harga pasar saat itu.

 
Acceleration Theory : Perintah untuk menjual sekuritas atau surat berharga di atas harga pasar saat itu.

 
Acceptance : Persetujuan untuk membeli atau menjual sekuritas/kontrak mata uang tertentu pada tanggal tertentu dan dengan harga tertentu dimasa depan.



Account : Semua catatan pembukuan yang menyangkut berbagai transaksi seorang nasabah, termasuk saldo kredit atau debit, floating loss/profit dan nilai buku riil.



Account Balance : Selisih antara debit dan kredit dalam suatu rekening. Bila debitnya lebih besar dari kredit, maka rekening tersebut dikatakan memiliki saldo negatif. Dalam istilah lain disebut defisit. Sedangkan sebaliknya disebut surplus.



Account Executive : Seorang karyawan dari perusahaan pialang/dealer suatu perusahaan pialang saham/valas, disingkat AE. AE padat mengajukan order beli atau jual terhadap sekuritas/mata uang, dan diijinkan mengelola rekening klien. Di negara-negara yang sudah maju, jabatan AE harus memiliki izin/sertifikasi dari badan bursa nasiobal setempat.



Account Statement : Laporan berkala yang menjelaskan status dari berbagai transaksi beli/jual sekuritas/kontrak mata uang seorang nasabah.



Accounting Rate of Return : Tingkat laba akuntansi. Laba yang dihasilkan selama suatu periode akuntansi dibagi dengan jumlah uang yang diinvestasikan selama periode yang sama.



Accomodation trading : Trading tanpa lawan transaksi, biasanya dengan bantuan trader ilegal.



Analisa Fundamental : Analisa ekonomi dan politik dengan tujuan menentukan nilai tukar dimasa yang akan datang.



Analisa Teknikal : Sebuah upaya peninjaulan atau analisis harga sebuah mata uang dengan mempergunakan data statistik seperti harga yang telah terjadi, harga rata-rata, volume, dan lain-lain.



Apresiasi : Penguatan sebuah mata uang atau saham, dari akibat respon positif atau deman yang lebih tinggi dari partisipan pasar.



Arbitrage : Pembelian atau penjualan saham/valuta asing/longam mulia/obligasi/atau komuditas lain dari satu pasar ke pasar lainnya yang terpisah tetapi berhubungan. Peluang arbitrage muncul saat dua perusahaan berencana melakukan merger atau ketika suatu kontrak mata uang ditransaksikan di lain jenis pasar, agar didapat keseimbangan nilai atau selisih kurs spot lewat cross rate.



Arbitrage Bond : Obligasi-obligasi minisipal yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendanai ulang obligasi berbunga lebih tinggi sebelum obligasi ini boleh ditebus. Untuk mendapatkan keuntungan suku bugan, dana hasil penerbitan baru diinvestasikandalam sekutiras-sekuritas surat utang tertentu sampai tanggal penebusan tiba.



Arithmatic Investing : Metode investasi yang mengurangi resiko yang dihadapi investor dengan cara mengestimasi tingkat keuntungan sepanjang peroide waktu tertentu.



Around : Beberpa poin diatas atau dibawah harga target (harga par). Misalnya, ketika mengkuotasikan premium atau harga spot yang ingin dibeli/jual. Istilah three-three around berarti 3 poin dibawah atau diatas harga yang diinginkan.



Asian Development Bank : Sebuah bank internasional yang berkantor pusat di Filipina yang membantu pertumbuhan sosial dan ekonomi di Asia dengancara memberikan pinjaman kepada negara-negara miskin.



Ask Price : Harga penawaran penjualan suatu kontrak mata uang/saham.



Asset : Segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan atau individu, dari mulai bangunan, perlalatan, hingga aktiva yang tak berwujud seperti paten dan reputasi.



Asset Allocation : Alokasi investasi dalam berbagai asset demi meraih tujuan-tujuan tertentu seperti level resiko, tingkat keuntungan, dan potensi apresiasi.



Asset Backed Security (ABS) : Obligasi-obligasi yang dijamin(di-back up) oleh piutang, seperti kartu kredit, mobil, sewa guna peralatan, kredit personal tanpa jaminan, rumah, serta asset lainnya yang bergerak. Sekuritas ini biasanya dirancang agar mendapatkan rating kredit yang tinggi.



Asset Play : Sebuah sekuritas/saham yang menarik, karena harga pasarnya tidak mencerminkan nilai dari asset-asset perusahaannya.



Asset Valuation : Estimasi nilai suatu asset yang akan menjadi dasar pengenaan pajak.



At Best : Perintah untuk membeli sekuritas pada harga terbaik tersedia.



At Risk : Kemungkinan kerugian. Investor-investor dalam persekutuan terbatas (limited partnership) dapat menerima pengurangan pajak jika tingkat keuntungan atas investasi mereka tidak terjamin.



Aussie : merupakan nama lain untuk pasangan mata uang AUDUSD.



Back Office : Departemen atau divisi yang bertugas memproses berbagai hal mengenai transaksi keuangan diluar departemen dealing room. Biasanya terdiri dari departemen settlement, accounting, finance.



Back-end Rights : Right yang melindungi kepentingan keuangan pemegang saham. Taktik ini digunakan oleh manajeman saat perusahaan terancam diambil alih. Jika pengambil alih berhasil membeli sebagian saham beredar tetapi tidak mampu menyelesaikan pengambilalihan sesuai nilai yang ditawarkan manajemen, para pemegang saham dapat menukarkan right dengan kas, saham preferen, atau sekuritas-sekuritas hutang lainnya, sehinga merugikan pihak yang mengambil alih.



Bad Debt : Kredit macet, atau saldo piutang kredit yang tak tertagih dan kemudian dibiayakan oleh perusahaan.



Bail Out : Penalangan



Balance : Saldo



Balance Budget : Anggaran berimbang. Ekspektasi penerimaan sama dengan ekspektasi pengeluaran selama suatu periopde tertentu.



Balance of Payment : Neraca pembayaran. Neraca yang mencatat semua transaksi keuangan internasional sebuah negara dengandasar pembukuan double-entry. Komponen-komponen Neraca pembayaran adalah neraca berjalan (impor dan ekspor barang serta jasa), neraca modal (mobilitas investasi), dan neraca emas (mobilitas emas yang dimiliki). Surplus dan defisit ditujukan dalam account yang berbeda.



Balance of Trade : Nilai dari ekspor dikurangi impor suatu negara.



Balance Sheet : Neraca. Status keuangan sebuah perusahaan atau individu pada suatu waktu tertentu. Komponen-komponen neraca adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas.



Ballooning Defisit Effect : Efek defisit pemerintah yang membumbung tinggi dengan menghasilkan efek yang lebih besar pada perekonomian.



Bank Guarantee Letter : Surat garansi Bank.



Bank Sentral : Bank milik pemerintah yang bertugas menangani kebijakan moneter negara yang bersangkutan. Sebagai contoh, di Amerika disebut Federal Reserve, di Indonesia Bank Indonesia.



Bank Syndicate : Sindikasi perbankan. Sekelompok bank yang bersatu untuk menjual atau menjamin emisi sekuritas tertentu.



Bar Charts : Diagram batang. Jenis grafik ini menunjukan harga pembukaan, penutupan tertinggi, dan terendah dari suatu mata uang atau saham. Perubahan-perubahan nilainya terjadi dari waktu ke waktu. Biasanya dipakai oleh kalangan dealer/trader di mata uang/sekuritas untuk melakukan forcasting, atau perkiraan harga yang mungkin muncul dimasa yang akan datang. Pada analisis bar charts ini dikenal pula berbagai macam pola (chart pattern) yang menggambarkan seuatu kondisi kumpulan harga pada masa tertentu untuk kemudian diantaisipasi gerakan harga selanjutnya menurut pola yang sudah pernah terjadi dimasa lampau.



Barrel of Oil : Barel adalah standar ukuran volume minyak mentah dalam perdagangan minyak internasional. Satu barrel sama dengan 42 galon minyak pada suhu 60 derajat Fahrenheit.



Base Currency : Dalam pengertian umum, hal ini menjelaskan sebuah mata uang yang dimiliki seorang investor dalam neracanya. Dalam pasar valas, Dollar AS normalnya dinamakan sebagai base currency untuk diperdagangkan terhadap berbagai mata uang lainnya. Dihitung setiap satu dollar AS per mata uang counterparties. Pengecualian sistem base currency ini adalah terhadap Euro, Pound Sterling, Australian dollar dan berbagai mata uang yang diletakan dimuka dollar AS pada kuotasinya, menandakan mata uang tersebut menjadi direct currency.



Basis : Perbedaan antara harga spot suatu komoditi dengan harga kontrak future terdekat untuk komoditi yang sama.



Bear Market : Satu kondisi dimana harga di pasar terus menurun.



Bearish : Istilah praktisi pasar uang/saham yang menunjukkan trend harga yang menurun.



Bid Rate : Harga yang dikehendaki oleh trader untuk membeli sebuah mata uang tertentu.



Bond : Obligasi. Sekuritas surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau pemerintah, yang memiliki tingkat suku bunga dan tanggal jatuh tempo yang tetap. Karakteristik dari obligasi ini dimuat dalam bond indenture, diantaranya adalah apakah bunga dan prinsipal akan dibayarkan kepada orang yang anamnya tertera pada sertifikat obligasi, atau kepada siapa pun yang memegang obligasi, dimana dsalam kasus ini obligasi yang dimaksud disebut dengan bearrer bond



Bottom Price : Harga terendah yang terjadi pada rentang waktu tertentu.



Botttoming Out : Suatu kondisi harga sebuah mata uang yang sudah lama berada pada dasar harga yang rendah, dan diperkirakan akan menjadi harga terendah yang terakhir kalinya, sebelum kemudian harga mata uang tersebut kembali naik.



Break : Penurunan harga yang tajam dan cepat.



Breakaway Gap : Fluktuasi harga dimana harga tertinggi dan harga terendahnya melampaui fluktuasi harga hari sebelumnya dan tren yang tercipta. Sebagai contoh, suatu trend positif diperkirakan akan muncul jika harga terendah hari ini lebih tinggi dari harga tertinggi hari sebelumnya.



Bretton Woods Agreement of 1944 : Peraturan pemerintah US yang mematok nilai tukar Dollar US pada nilai yang tetap terhadap mata uang utama lainnya. Perjanjian ini berakhir sampai tahun 1971, ketika Prediden AS Nixon mencabut sistem perjanjian Bretton Woods ini dan memulai pasar mata uang dunia (FOREX) dengan sistem mata uang mengambang pada berbagai mata uang utama dunia.



Broker : Pialang. Perantara antara pembeli dengan penjual sekuritas/produk pasar uang. Pialang biasanya mengenakan komisi untuk setiap transaksi dari nasabahnya.



Bucketing : Secara langsung atau tidak langsung mengambil posisi yang berlawanan dengan order nasabah pada account pialang.



Bull Market : Istilah yang dipakai oleh praktisi pasar uang untuk menunjukan tren harga yang naik.



Bullish : Istilah praktisi pasar uang/saham yang menunjukkan trend harga yang sedang naik.



Bulge : Kenaikan harga yang sangat cepat.



Buy (or sell) on close : Melakukan transaksi buy (atau sell) pada akhir sesi trading pada harga penutupan.

Sejarah Trading Forex

Sejarah ForexForex bermula dari masa lampau


Sejarah Forex bermula dari masa yang sangat lampau. Bila ditelusuri, transaksi Forex bermula dari perdagangan komoditas, seperti emas, beras, dan lain-lain. Untuk transaksi mata uang sendiri seperti sekarang ini, pasar tersebut telah mengalami evolusi.



Secara garis besar, evolusi pasar Forex hingga pesat seperti sekarang ini dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :


1. Periode standart Emas, 1980 - 1914
2. Periode masa perang dunia I, 1919 - 1939
3. Periode Bretton Woods, 1946 - 1971
4. Periode Nilai Tukar Mengambang, 1971 - Sekarang.

Tetapi, secara garis besar, evolusi pasar Forex terbagi menjadi 2 tahap yaitu tahap Periode Nilai Tukar Tetap dan Periode Nilai Tukar Mengambang. Periode Standar Emas, Periode Masa Perang Dunia I dan Periode Bretton Woods adalah termasuk tahap Periode Nilai Tukar Tetap. Pada tahapan ini, transaksi Forex tidak menggairahkan karena perubahan nilai tukar hanya dapat terjadi pada jangkauan yang relatif sempit. Oleh karena nilai tukar telah ditetapkan oleh pemerintah negara (berdasarkan kesepakatan) dengan sejumlah nilai emas tertentu.



Setelah masa Bretton Woods-lah, setelah kegagalan dari Periode Nilai Tukar Tetap dalam mempertahankan kestabilan ekonomi, transaksi Forex mulai bergairah. Ini terjadi karena penilaian terhadap nilai tukar antar-negara diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Pasar yang akan menentukan apakah nilai tukar tersebut terlalu mahal (over-valued) atau terlalu murah (under-value).



Pada saat ini forex trading sudah sangat mudah untuk dilakukan oleh siapapun dan dari manapun. Dengan modal komputer yang tersambung ke internet, Anda sudah bisa melakukan trsansaksi bisnis forex trading baik dari rumah, kantor, warnet, dan darimana saja yang penting ada fasilitas sambungan internet.



Forex trading merupakan pasar terbesar di dunia diukur berdasarkan nilai total transaksi. Dengan transaksi yang begitu besar setiap hari mencapai volume perharinya $4 triliun, hal ini tentu menawarkan keuntungan yang sangat besar pula serta merupakan salah satu kesempatan menarik untuk mendapatkan penghasilan secara online.



Banyak orang sudah menjadikan forex ini sebagai sumber utama pendapatannya. Dan itu wajar saja karena forex adalah suatu bisnis yang sangat-sangat menjanjikan, asal di kelola dengan hati yang tenang dan sedikit pengetahuan maka akan menghasilkan profit yang sangat berlimpah.



Demikianlah sejarah singkat mengenai Trading Forex. Mudah-mudahan dapat menambah wawasan anda dalam dunia trading.

Level Trader Forex

Level Trader Forex
Untuk menjadi sukses sebagai seorang Trader maka seseorang akan melalui beberapa tahapan-tahapan yang secara tidak sadar mereka lewati. Proses terjadinya perubahan dari seseorang ini sering dikenal sebagai Level Trader yang pada kesempatan ini saya menyebutnya Level Trader Forex. Tingkatan ini akan dilalui secara alamiah (tidak ilmiah) dan bukan berdasarkan beberapa sks yang diambil dalam satu semester... kayak kuliah aja... Namun tingkatan ini bukanlah sesuatu yang yang formal, tetapi nyata dan hampir selalu terjadi pada setiap trader.

 
Baiklah kita akan membahas satu demi satu Level Trader Forex ini dan coba mencocokkan diposisi manakah kita saat ini...?

? Level 0
Dilevel ini seseorang akan mempelajari pengetahuan forex secara mendalam melalui berbagai jenis buku-buku literatur yang mereka dapati, baik secara gratis maupun beli dari internet dan toko buku. Orang-orang yang berada dilevel ini adalah orang yang hebat dan bisa menjadi seorang penulis buku Forex yang terkenal atau best seller, tetapi mereka hanya menguasai teori dan tidak memiliki keberanian untuk bermain secara nyata.

 
Beberapa dari mereka yang berada di Level ini bisa menjadi seorang Analis dari suatu perusahaan valas, hal ini desebabkan orang yang berada dilevel ini menguasai Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal dengan baik secara teori. Dan mereka akan menjelaskan dengan penuh keyakinan pada setiap orang bahwa kita akan mendapatkan keuntungan sangat besar dalam waktu sekejap, namun mereka lupa bahwa mereka hidup dengan Gaji Bulanan dan tak pernah sekalipun Trading. Artinya orang yang berada dilevel ini adalah No Ation Talk Only (NATO).

? Level 1
Kita akan sadar dengan pengetahuan saja maka kita tidak akan mendapatkan keuntungan yang maksimal secara financial. Hal yang paling penting adalah bukan seberapa besar kita dapat mengetahui teori forex itu namun seberapa banyak profit yang dapat kita kumpulkan dalam kantong.

 
Namun sayangnya, market akan mengalahkan kita. Tidak ada trader yang sukses hanya dengan faktor LUCK. Loss demi loss menghampiri kita, kita terus mencoba bertahan namun kalau sampai margin habis, siapa yang bisa tahan...?.

 
Kita sama sekali tidak menyadari bahwa kita tidak bisa trading, kita tetap mengira bisa trading walaupun semua fakta berkata sebaliknya (apakah bulan ini profit...?, bulan kemarin profit?, tahun ini profit...?).

 
Kita tetap mengira bahwa kita adalah orang yang spesial, orang yang akan mampu mendapatkan kunci kekayaan dari trading. Dan kita tidak menyadari bahwa 90% trader yang gagal juga mempunyai perasaan seperti itu. Kita tidak mempunyai sistem yang komplit, kita dikuasai oleh emosi, kita selalu averaging posisi jika loss karena kita Marah pada market, kita selalu take profit dalam jumlah yang kecil atau membiarkan profit berubah jadi loss karena kita dikuasai oleh Keserakahan, kita tidak pernah trading karena takut. Kita membiarkan diri kita dikuasai oleh emosi sehingga margin equity.

 
90% orang yang trading hanya sampai pada level ini, mereka biasanya kapok, berhenti trading dan menganggap ini semua hanya mimpi buruk belaka. Sebagian lagi moralnya anjlok, mereka tetap mencari investor dan trading seperti orang gila. dalam sebulan atau dua bulan margin habis lalu mereka mencari mangsa lagi. Mereka masih mengaku sebagai trader namun sebenarnya mereka executor. Dan biasanya yang moralnya anjlok ini dengan senang hati akan menjabat sebagai managemen dibrokernya. Kemudian sebagian lagi akan tetap ngantor seperti biasa dan mengaku trader tetapi tidak pernah trading, mereka biasanya menyalahkan dirinya sendiri. Hanya masalah waktu, sampai kapan mereka dapat bertahan di level ini dan waktu selalu menang. 90% Trader ada di level ini, dan hanya 10% sadar dan pindah ke level 2.

? Level 2
Dilevel ini kita sadar bahwa kita tidak bisa trading bila tidak memiliki kemampuan untuk trading yang menghasilkan profit secara konsisten. Dan kita tahu solusinya, kita sadar bahwa selama di level 1 pikiran kita dikaburkan oleh emosi sehingga kita tidak bisa berpikir secara jernih.

 
Di level ini kita akan mencari holy grail ( system yang sempurna, system yang 100% profit, system yang tidak pernah loss), kita mulai membeli system yang ada di internet, kita membaca semua website yang ada tentang trading mulai dari UK, USA, Australia, Europa sampai Russia, kita baca semua ebook yang ada, kita praktekan semua system yang di peroleh, kita haus akan ilmu seperti seorang pengembara di padang pasir yang haus akan air minum.

 
Pada level ini kita akan membaca semua detail tentang indikator, kita akan test semua indicator yang ada di metatrader, bahkan kita mungkin akan membuat indikator sendiri (biasanya gabungan 2 atau 3 indicator), kita akan bermain-main dengan Moving Average, Fibonnacci Lines, Pivot Point, Camarilla Pivot, deMark, Fractals, Divergence, DMI. ADX, Bollinger Bands, dan ratusan indicator lainnya. Kita tahu bahwa market terlalu rumit untuk diprediksi hanya dengan 1 indicator saja, kita tahu kombinasi ideal dari masing-masing indicator. Kita tahu persis keunggulan indicator tersebut dan juga kelemahannya.

 
Kita akan mencoba menerka TOP dan BOTTOM dari market dengan indicator tersebut. Kita akan bergabung dengan chat room trader dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan bodoh pada trader senior. Karena kita tahu kalau kita tidak bertanya sekarang maka selamanya kita tidak akan tahu. Pada akhirnya di level ini kita akan mendapatkan 5 sampai 10 system yang lengkap dan mencoba mencari tahu system mana yang paling cocok dengan kepribadian kita.

 
Dari 10% trader yang ada di level ini, hanya sekitar 7% yang berhasil pindah ke level 3.

? Level 3
Pada akhir level 2, kita akhirnya menyadari pokok permasalahan bukan terletak di system. Kita menyadari bahwa kita bisa mendapat profit bahkan jika hanya menggunakan system yang simpel seperti moving average saja tanpa ada indicator lain, jika kita bisa menggunakan kepala kita dan money management yang benar. Kita mulai membaca buku tentang psikologi trading, dan mengidentifikasi dengan karakter yang dijelaskan dalam buku itu. Akhirnya datanglah Level Pencerahan.

 
Level pencerahan ini membuat otak kita menyadari satu hal yang penting, di dunia ini tidak ada seorang pun yang mampu memprediksi secara akurat apa yang akan terjadi pada market 30 detik kemudian.Kita mulai menguasai satu system trading dan memodifikasinya sehingga sesuai dengan karakter kita, dan mampu memberikan lebih banyak profit dibandingkan system yang asli.

 
Kita mulai trading jika kita tahu probabilitas untuk profit lebih besar daripada untuk loss, kita hanya trading jika ada signal dari system kita, kita selalu menggunakan stoploss, karena kita tahu stoploss adalah resiko bisnis yang ada dalam dunia trading. Ketika stoploss kena, kita tidak emosi karena kita tahu tak seorangpun bisa memprediksinya, dan itu bukan kesalahan kita. Trading berikutnya akan meningkat probabilitas profitnya karena kita tahu system itu system yang profit.

 
Kita secara seketika menyadari bahwa dalam dunia trading hanya ada satu hal yang penting yaitu konsistensi pada system, psikologi trading dan money management. Dan kedisiplinan kita untuk melakukan trading apapun yang terjadi.Kita mempelajari tentang money management, 2% risk, dan hal lainnya. Dan hal ini mengingatkan kita 1 tahun yang lalu ketika ada yang memberi nasehat yang sama pada kita dan memilih untuk mengacuhkannya. ketika itu kita memang belum siap namun sekarang sudah siap.

 
Di level pencerahan, otak kita akan menerima bahwa kita tidak bisa meramalkan pergerakan market, karena memang tak seorang pun bisa.

 
Dari 7% trader yang ada di level ini, hanya sekitar 5% yang berhasil maju ke level berikutnya.

? Level 4
Oke, Sekarang kita hanya trading jika system kita memberi signal. Kita cut loss sama gampangnya dengan take profit. karena kita tahu system kita akan lebih banyak memberikan profit daripada loss, dan cut loss yang kita lakukan adalah resiko bisnis yaitu max 2% dari account. Di level ini kita memulai target dengan profit 20 point per hari, dan setelah kita mampu melakukannya secara konsisten selama beberapa minggu, kita meningkatkan target dengan 40 point per hari. Dan hal itu pada akhirnya mampu kita lakukan.

 
Kita memang masih harus kerja keras untuk mendapatkannya, memperbaiki systemnya, menguasai emosi kita, dan melaksanakan money managemen yang kita pegang. level ini biasanya berjalan sekitar 6 bulan.

 
Dari 5% trader hanya sekitar 3% yang sanggup maju ke level berikutnya.

? Level 5
Nah sekarang kita sampai di level 5, ini adalah level yang paling diharapkan oleh seluruh trader di dunia ini, di level ini kita bisa trading secara alami, kita telah menguasai semuanya, kita bisa Dancing with the Market, kemanapun arah market berjalan, kita telah open di posisi yang benar, jadi kita tinggal melihat profit kita bergerak dari 2 digit ke 3 digit. Inilah level puncak dari seorang trader, inilah level utopia, kita telah menguasai emosi kita dan kini kita trading dengan account yang terus membesar tiap harinya dari kumulatif profit yang kita peroleh. Level ini disebut disebut Level Trader Sejati.

 
Kita akan jadi bintang di trading chat room, dan orang-orang akan mendengarkan apa yang kita katakan, kita kenal dengan pertanyaan mereka, karena kita ada diposisi mereka 2 tahun yang lalu. Kita akan memberikan saran bagi mereka, namun kita tahu bahwa kebanyakan dari mereka tidak akan mendengarkannya karena mereka masih trader level 1. Kita tidak akan mempunyai masalah financial lagi, kita mampu membeli semua benda yang tersedia untuk dijual, kita bisa membeli pulau dan trading disana asalkan ada jaringan internet, kita bisa pindah ke hotel bintang 5, dan menjadi penghuni tetap disana.

 
Kita mempunyai penghasilan seperti seorang superstar, kita bisa membuat buku sendiri, kita bisa trading dengan margin yang tanpa batas, dan account kita akan berlipat-lipat dari account awal.

 
Hanya 3% trader yang bisa mencapai level ini.

 
Demikianlah ulasan dari saya mengenai Level Trader Forex, saya harapkan anda sudah dapat mengetahui dilevel mana anda sedang berada saat ini...

 
Apakah anda bangga menjadi seoarang TRADER? Bila ya... Silahkan anda teruskan bisnis forex ini dan yang paling penting, Jadikanlah Forex ini sebagai Hoby dan bukan pekerjaan. Bila anda menjadikannya Hoby maka anda akan merasa senang dan nyaman dalam mejalaninya namun bila forex itu merupakan sebuah pekerjaan maka dia akan menjadi beban untuk anda lakukan.

Penguasaan Diri Dalam Trading

Penguasaan Diri Dalam Trading
Ketika anda bertrading, terdapat 2 emosi yang harus anda taklukan, FEAR (ketakutan), dan GREED (keserakahan). Dalam intensitasnya masing-masing, setiap trader akan mengalami kedua emosi tersebut. Trader yang cenderung berhati-hati dalam bertransaksi akan lebih banyak dikuasai oleh FEAR/ketakutan. Banyak kesempatan yang hilang karena takut kalah, banyak juga keuntungan yang tidak maksimal karena emosi tersebut memaksa keluar dari posisi sebelum waktunya.



Trader yang ingin cepat mendapatkan keuntungan cenderung menjadi SERAKAH, mengambil setiap kesempatan yang muncul, ingin mendapatkan keuntungan yang lebih, dan menggunakan semua modal dalam sekali transaksi. Pergerakan harga dipasar valas sendiri dimotivasi oleh kedua emosi tersebut, hanya trader yang bisa mengatasi kedua emosi itulah yang mampu bertahan dan berhasil.



Ada beberapa sikap yang harus dimiliki oleh para trader untuk membantu mengatasi 2 emosi yang saya sebutkan diatas :



Tetapkan tujuan yang Masuk Akal.

Hampir setiap buku yang mengisahkan pengalaman seorang trader yang berhasil selalu menyampaikan bahwa keberhasilan yang dicapai didorong oleh tujuan yang mereka tetapkan.



Tujuan tersebut membantu mereka untuk menjadi fokus dan berhasil. Seseorang akan bekerja secara efektif bila dia memiliki tujuan dalam pikirannya, bahkan orang tersebut akan mencapai taraf efektivitas kerja maksimal saat dia betul-betul memahami tujuan pekerjaannya (dan keuntungan untuk dirinya), demikianlah cara kerja pikiran anda.



Agar tujuan yang anda buat tidak terlalu membebani anda dan bia dicapai, maka :

  • Tujuan Harus Realistis.
  • Tujuan harus Dapat Dicapai.
  • Tujuan Harus Dapat Diukur.

Learning to Love to Take a Loss

Pepatah yang akan anda sering dengar dari sesama trader adalah "Belajar untuk menerima kekalahan sebagai bagian dari permainan". Dalam bisnis apapun ada waktunya anda rugi terlebih dahulu, yakni waktu-waktu dimana usaha anda mungkin belum terlalu dikenal, masih harus memberi diskon untuk menarik pelanggan, hal itu sangat wajar dalam dunia bisnis. Demikian juga dalam bisnis valas, ada saat dimana anda akan mengalami kekalahan. Belajar untuk menerima kekalahan adalah salah satu sikap yang harus dikembangkan oleh seorang trader yang berhasil.



Jangan pernah menyalahkan siapapun atau apapun, baik itu broker, sistem trading dll.. Mulai belajar menerima tanggung jawab, sama seperti anda menerima kemenangan dengan tangan terbuka. Demikian juga saat anda menerima kekalahan dengan sikap penuh tanggung jawab. Belajarlah dari kekalahan tersebut. Cari tahu apa yang membuat anda bisa kalah dan belajarlah darinya.



Seorang trader yang sukses masih harus menghadapi puluhan kali kerugiaan dalam transaksinya, tetapi mereka memandang kerugian sebagai bagian yang harus mereka terima yang sama dengan kemenangan. Seorang trader yang sukses bukanlah seorang trader yang tidak pernah kalah, tetapi seorang trader yang dapat meminimalkan resiko kekalahan dan menaikkan tingkat kemenangan dengan strategi yang benar. (Probabilitas kemenangannya lebih besar dibandingkan kekalahannya.



Anda layak menerima Kemenangan Besar dan Cepat

Ada banyak pemikiran yang salah yang anda terima dari orang tua/budaya, bahkan lingkungan tempat anda bertumbuh besar. Banyak diantara anda yang diajarkan bahwa untuk mendapatkan uang haruslah bekerja keras. Semakin keras bekerja, semakin banyak anda mendapatkan uang.



Kesadaraan demikian terbawa hingga kini dan ketika anda mulai bertransaksi valas…bammm… transaksi anda menghasilkan keuntungan $1000 dalam waktu kurang dari 5 menit. Ada perasaan "tidak layak" untuk mendapatkan uang tersebut dalam waktu secepat itu. Apa yang terjadi kemudian adalah hal yang tidak dapat di duga. Anda mulai membiarkan keuntungan anda berkurang hanya demi mengurangi rasa bersalah yang timbul akibat kemenangan yang cepat tadi. Kemenangan besar yang anda peroleh merupakan salah satu hasil kerja keras dan investasi anda. Anda layak mendapatkan itu.



Aturan Bertransaksi

Buat peraturan untuk anda sendiri, yakni peraturan yang timbul dari kebiasaan baik yang anda pelajari selama bertransaksi. Kebiasaan-kebiasaan yang anda sering lakukan dan biasanya membawa keuntungan.



Beberapa contoh trading rules/aturan transaksi yang bisa anda terapkan adalah :

  1. Mulaialah dengan Doa, ataupun sikap yang membuat diri anda santai.
  2. Jika target telah terpenuhi, berhentilah.
  3. Banyak membaca mengenai Nalisa Fundamental untuk menambah wawasan anda.
  4. Banyak membaca Buku dan updgrade you knowladge.
  5. Disiplin dalam melakukan Trading Stratedy yang telah anda lakukan.
  6. Olah Raga dan Tidur yang cukup.
  7. Dan Buat Prioritas.

Membuat Stop Loss yang Bijaksana

Kemampuan anda untuk mengantisipasi dan mengawasi pergerakan harga sangat terbatas (anda tidak mungkin online 24jam sehari). Menyadari keterbatasan yang anda miliki dan mulai menggunakan Stop Loss adalah sebuah langkah preventif yang sederhana dan sangat bijaksana.



Pasanglah Stop Loss berdasarkan beberapa ketentuan seperti berikut :

  • Maksimal Stop Loss adalah sebesar resiko transaksi yang telah anda tetapkan.
  • Stop Loss mengikuti besarnya Channel (gunakan Bolingger Band).
  • Sesuaikan dengan Time Frame yang anda gunakan.

Being Objective

Menjadi objektif saat mengamati pasar sangatlah penting. Trader yang objektif akan menerima setiap masukan dan menjadikannya bahan pertimbangaan untuk mengambil posisi.



Mark Douglas, penulis buku "The Disciplined Trader", menuliskan 7 karakterisitik trader yang objektif. Berikut ketujuh karakteristiknya :

  1. Tidak merasa ditekan.
  2. Anda tidak merasa Takut.
  3. Anda tidak merasa di Tolak.
  4. Tidak ada Benar dan Salah.
  5. Anda yakin dengan penilaian yang telah anda buat, dan itulah yang anda kerjakan.
  6. Anda dapat menganalisa pasar dengan perspektif seakan-akan dia tidak sedang mengambil sesuatu posisi.
  7. Biasakan diri anda tidak terfokus pada Uang, melainkan pada pergerakan Harga.

Revenge Trading

Jangan pernah transaksi dengan tujuan "balas dendam". Dalam kondisi tersebut, emosi anda akan bergejolak. Anda marah, marah pada pasar yang bergerak tidak sesuai dengan keinginan anda. marah atas kecerobohan diri sendiri. Ketika kemarahan muncul, Anda mengambil keputusan transaksi untuk mengganti kerugian yang terjadi. Dengan begitu, keputusan tersebut biasanya tidak didasari atas pikiran yang jernih dan benar (sehingga akhirnya anda pun rugi dalam transaksi). Bola salju kekalahan itu terus bergerak kebawah, semakin besar dan semakin menghabiskan modal anda.



Setelah membaca artikel tersebut diatas, semoga penguasaan diri anda semakin bisa dikendalikan agar tidak termakan oleh kedua perasaan tersebut diatas.

Tips Mengatasi Faktor Emosi Ketika Trading

Emosi - twps2 - www.seputarforex.comPada suatu hari kita dihadapkan pada sebuah pilihan investasi, dimana tanpa kita sadari, bahwa kondisi emosi kita sedang kurang bagus seperti yang kita harapkan. Mungkin inilah yang sering menjadi penyebab kenapa kita selalu melakukan kebiasaan aneh dan terkadang membuat kita untuk mengambil sesuatu yang tidak rasional. Sebenarnya apakah anda termasuk orang-orang dari bagian yang rasional ? mungkin dari sebuah pertanyaan tersebut, kita sendiri terkadang kurang memahaminya, maka untuk dapat menjawabannya bisa anda temukan pada uraian dibawah ini. -oO0- Takut Akan Menyesal -0O0- Perasaan takut akan sebuah penyesalan adalah sebuah kondisi dimana sisi emosi seorang trader sedang dipengaruhi, seorang trader akan tersadar ketika dia telah membuat sebuah kesalahan. Contoh : Seorang trader telah melakukan open posisi Buy, dan terpaku pada harga dimana dia melakukan buy. Ketika harga bergerak jauh menurun, secara tidak sadar dia terlibat secara emosional dengan harga pada saat dia melakukan open posisi Buy. Maka, dia mencoba untuk tidak menutup posisi tradingnya tersebut. Karena untuk menghindari penyesalan telah membuat sebuah keputusan trading yang salah. Dia juga merasa malu bila posisinya yang loss diketahui orang lain. Dengan situasi dan kondisi seperti itu, sebetulnya apa yang harus kita lakukan… ? Anda dapat ilustrasikan kondisi tersebut dengan bertanya pada diri anda sendiri, "Apakah saya akan kembali melakukan buy kembali pada posisi yang sudah loss ini saya tutup ?" Jika jawabannya adalah tidak, maka ini adalah waktunya untuk menutup posisi anda. Ketakutan akan rasa menyesal dan malu mengakui sebuah kesalahan terkadang malah membawa kita mendapatkan penyesalan yang lebih berat. -0O0- Terjerat Oleh Sebuah Mental -0O0- kita terkadang cenderung terpengaruh secara emosional terhadap kondisi market yang sedang bagus ataupun buruk. Perbedaan situasi market seperti ini seringkali berdampak banyak kepada sisi emosional seorang trader. Sedangkan investor cenderung optimis ketika market sedang booming. Hasilnya, mereka menjadi lebih sabar untuk menunggu sampai mendapatkan profit yang lebih besar. Namun ketika dihadapkan pada kondisi market yang dilanda resesi, tanpa ragu-ragu mereka dengan cepat menjual posisinya agar  mendapatkan profit yang kecil. -0O0- Over Confidence -0O0- Over Confidence - twps2 - www.seputarforex.comKita terkadang sering memandang diri kita sendiri terlalu tinggi. Ketika kita berhasil melakukan beberapa kali trading yang sukses secara berturut - turut, kita merasa bahwa kita bisa mengalahkan market. Kondisi emosional seperti ini biasanya akan berujung pada posisi trading yang berlebihan, biaya komisi trading yang besar, serta kemungkinan loss yang lebih besar pula.   -0O0- Kesimpulan -0O0- Tingkah - laku para pelaku pasar ini biasa disebut behavioral economic. Banyak studi yang dilakukan untuk mengamati kejadian-kejadian seperti ini. Dan hasilnya, behavioral economic seperti ini seringkali berbenturan dengan teori ekonomi akademis. Dari uraian diatas, bisa dikatakan bahwa musuh besar kita adalah diri kita sendiri. Kenali kondisi seperti apa yang membuat kita menjadi hilang kontrol atas diri kita sendiri. Dengan memahami apa yang terjadi dengan sisi emosional kita ketika trading, diharapkan kita dapat menghindari kesalahan - kesalahan trading seperti ini secara berulang - ulang.

Jurnal Trading Harian

Sebagai seorang pemula dalam Dunia Forex, dan tidak ingin membuat kesalahan dalam setiap Traksaksi Forex. Maka saya mulai membuat Jurnal Harian trading saya. Berikut Catatan hasil Trading yang telah saya lakukan pada hari Senin 27 July 2011 : Jur. 1 gambar 1.
Dari gambar diatas, saya menggunakan Indikator Moving Average (MA), Parabolic SAR (0.10.0.25), dan MACD. Sedangkan Posisi Open bisa anda lihat pada gambar dibawah ini :
Jur. 2 - twps2 - www.seputarforex.com gambar 2. Pada gambar 2, saya telah melakukan 4 Posisi Open, dimana 3 menggunakan Take Profit, dan satu tidak menggunakan Take Profit. Jurnal ini saya buat sebagai acuan untuk Trading keesokan hari.

Trend dan Momentum

Ada temen trader yang setelah membaca artikel-artikel maupun blog tentang forex kemudian berkomentar:  forex itu gampang… nggak usah dibikin njelimet…  ngapain juga banyak-banyak teori, yang penting kan ijooo… hehehe Iya deh… saya sepakat bahwa yang sebenernya mudah nggak usah dibikin njelimet. Sungguh bukan maksud hati bikin anda jadi berpikiran bahwa forex itu njelimet dan bikin pusing Saya sepakat dengan temen yang berpendapat bahwa kalau bisa dipahami dengan simple, ngapain juga harus dibikin ruwet? Tapi bagaimanapun, saya tetap menyarankan bagi calon trader untuk setidaknya mamahami dasar-dasar analisis dalam forex trading ini, sehingga tidak melakukan trading berdasarkan untung-untungan Nah, karena hal paling mendasar dalam forex trading ini adalah menentukan kapan buy dan kapan sell, untuk bahasan saya kali ini akan mencoba membahas tentang trend dan momentum

Mengapa trend? Begini, dalam forex trading patokan paling sederhana dalam bertransaksi adalah buy saat harga naik dan sell saat harga turun. Tentu nantinya hal ini akan lebih baik jika dilengkapi dengan pemahaman tentang berbagai hal pendukung lainnya, misalnya pemahaman tentang support-resistant atau batasan-batasan  psikologis, over bought-over sold, divergence dan lain-lain. Tapi OK lah… sesuai dengan semboyan: make it simple, sementara kita simpan dulu istilah-istilah yang bikin ruwet  

Kita akan bahas dulu hal yang paling sederhana, yaitu: trend. Apa itu trend? Salah satu “kata bijak” dalam forex trading adalah: follow the trend, trend is your friend. Hehehe… Nah, kalau begitu kita perlu paham dulu, apa sih trend itu? Mari kita perhatikan gambar berikut:   Nah, dari gambar di atas, nampaknya sudah jelas yang dimaksud dengan trend… Jadi secara umum, trend sebuah chart bisa dibedakan menjadi:  uptrend (trend naik), downtrend (trend turun) dan sideways (trend bolak-balik pada satu range tertentu) Sebagai trader, kita harus tau apa kecenderungan trend yang berlaku saat ini untuk mengambil posisi yang tepat. Ada beberapa indikator untuk melihat trend, antara lain Moving Average dan Parabolic SAR, trend line dan lain-lain.

Momentum Melengkapi bahasan tentang trend, marilah sedikit kita bahas tentang momentum Gampangnya, momentum adalah “kekuatan” dari sebuah trend. Idealnya, kita tidak hanya tahu arah dari trend, akan tetapi juga seberapa besar kekuatan trend tersebut. Maksudnya supaya kita tidak “telat” masuk ke sebuah trend. Misalnya kita tahu bahwa trend sedang naik, maka kita memutuskan untuk buy… eh, ternyata, tidak lama kemudian trend berbalik, sehingga loss-lah yang kita dapat. Lebih apes lagi kalau ternyata kita “terjebak” sell di dasar lembah atau buy di pucuk gunung… alias kita terlajur open position sell pada saat harga di titik terendah atau buy pada saat harga di titik tertinggi   Gawat deh… hehehe… Nah, supaya kita tidak salah masuk di tengah trend, sebaiknya kenali dulu kekuatan trend yang sedang berlangsung, apakah cukup kuat untuk terus  berlanjut, ataukah sudah lemah sehingga bakalan segera terjadi perubahan arah…

Ada banyak indikator untuk melihat kekuatan trend, antara lain ada RSI, MACD, ADX, W%R dan lain-lain. Sampai di sini saya harap anda sudah mulai memahami hal paling mendasar dalam forex trading, yaitu kapan sebaiknya buy dan kapan sebaiknya sell. Tentunya harus tetap diingat juga bahasan kita yang terdahulu tentang time frame, karena bagaimanapun keputusan untuk buy dan sell di saat yang sama bisa jadi berbeda apabila kita mengamati chart dalam time frame yang berbeda Tentang cara membaca dan mengintepretasi indikator-indikator yang biasa digunakan dalam forex trading, termasuk indikator  yang telah saya singgung di atas, kita akan bahas pada artikel-artikel mendatang.

Menggunakan Moving Average sebagai Dasar Menentukan Open Position

Kali ini kita akan bahas mengenai bagaimana menggunakan Moving Average sebagai dasar untuk menentukan kapan kita sebaiknya masuk (open position) dan juga kapan kita sebaiknya keluar pasar (close position).

Mengapa Moving Average? Yah, sebenarnya banyak sekali sih…  dasar analisis yang bisa kita pakai untuk pedoman dalam bertrading. Moving Average hanya salah satu dari banyak sekali indikator yang biasa digunakan dalam analisis teknikal forex. Penggunaan atau bagaimana kita menterjemahkan Moving Average-pun bisa jadi berbeda-beda antara satu trader dengan trader yang lain Apa yang akan saya sampaikan ini hanyalah salah satu teknik memanfaatkan informasi yang kita dapat dari Moving Average.

Ok. Pertama,  kita sebaiknya paham dulu apa dan bagaimana Moving Average itu Apa sih Moving Average? Mmm...  saya rasa, saya gak perlu deh… kasih rumus-rumus di sini… dari pada belum apa-apa sudah bikin pusing…  hihihi Yang jelas perlu dipahami adalah: Moving Average ini menghitung nilai rata-rata bergerak dari sejumlah data tertentu. Metoda menghitung nilai rata-rata bergerak ini pun bermacam-macam cara dan formula nya sehingga kita mengenal ada metoda Simple Moving Average, Exponential Moving Average, Linear Weighted Moving Average dan sebagainya.  Supaya lebih sederhana, dalam bahasan kita ini, kita hanya menggunakan metode Simple Moving Average (SMA).

Sekarang, kita akan memilih periode yang kita gunakan. Pada dasarnya, kita bebas aja sih… menentukan periode berapapun yang kita gunakan. Dalam contoh analisis berikut, saya akan menggunakan chart dengan time frame (pengolompokan data) per jam (hourly) dan periode Moving Average yang saya pakai adalah 4 dan 8. Mari kita amati chart berikut:  
Chart
di atas adalah chart untuk pair GBP/USD dengan time frame hourly. Saya memasang 2 SMA: SMA 4 saya beri warna merah, sedangkan SMA 8 saya beri warna biru. Sekarang, perhatikan saat kedua SMA tersebut berpotongan Apabila SMA 4 memotong SMA 8 dari bawah ke atas, seperti nampak pada titik 1, berarti nilai rata-rata 4 jam terakhir lebih besar dari pada nilai rata-rata 8 jam terakhir. Dengan kata lain, trend dalam 4 jam cenderung naik.  alam kondisi seperti itu, sebaiknya kita melakukan open position: Buy pada titik tersebut (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5619). Pada saat SMA 4 memotong SMA 8 dari arah atas ke bawah, seperti nampak pada titik 2, berarti nilai rata-rata 4 jam terakhir lebih kecil dari nilai rata-rata 8 jam terakhir. Dengan kata lain, trend dalam 4 jam terakhir cenderung turun. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya kita close position Buy kita atau bisa juga kita open position: Sell (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5690). Posisi Sell bisa kita close saat SMA 4 kembali memotong SMA 3 dari bawah ke atas, seperti nampak pada titik 3. Atau, kita bisa kembali melakukan Open Position: Buy pada titik tersebut (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5633). Anda bisa mencoba sendiri pasangan SMA maupun time frame yang lebih sesuai dengan selera Ada baiknya kita coba dan amati dahulu, untuk menemukan Moving Average yang akan kita jadikan patokan.

Memanfaatkan perpotongan antara 2 Moving Average seperti  yang telah kita bicarakan di atas hanyalah salah satu contoh penggunaan Moving Average Banyak juga temen-temen trader yang menggunakan informasi dari Moving Average dengan cara yang berbeda. Semua tergantung cara kita mengintepretasikan dan memanfaatkan informasi yang kita dapat dari setiap indikator.

Menggunakan Informasi Dari Parabolic SAR

Kali ini saya akan membicarakan tentang indikator lain yang biasa digunakan dalam forex trading, yaitu Parabolic  SAR atau biasa disingkat menjadi Parasar atau SAR saja

SAR sendiri di sini adalah singkatan dari Stop And Reverse yang kalau diterjemahin dengan bebas, artinya kurang lebih adalah berhenti dan berbalik . Sebenarnya, kegunaan dasar dari parabolic SAR kurang lebih sama dengan Moving Average, yaitu untuk melihat trend yang sedang berlangsung. Hanya saja, karena parabolic SAR ini berbentuk titik, maka akan lebih mudah diintepretasikan dibanding Moving Average yang berbentuk kurva.
Mari kita perhatikan chart berikut:
 
Dari chart di atas, terlihat bahwa ketika terjadi trend naik, maka titik Parabolic SAR akan terletak di bawah candlestick. Demikian sebaliknya, apabila trend cenderung turun, maka titik Parabolic SAR akan terletak di atas candlestick.

Semakin jauh letak titik Parabolic SAR dari titik terendah atau tertinggi dari candlestick, semakin kuat trend yang terjadi. Nah, dengan melihat titik-titik Parabolic SAR ini, kita bisa menentukan posisi yang sebaiknya kita ambil. Dalam prakteknya, sebaiknya kita mengkombinasikan Parabolic SAR ini dengan indikator lain yang menunjukan momentum ataupun oscillator seperti MACD, Stochastic atau RSI. Ini disebabkan karena seperti halnya indikator trend lainnya, Parabolic SAR cenderung lamban dalam merespon perubahan harga. Kita akan membicarakan indikator MACD dan indikator lainnya dalam artikel selanjutnya . Sementara ini kita focus pada Parabolic SAR terlebih dahulu

Ok, sekarang kita lanjut bahasan kita tentang manfaat Parabolic SAR Sesuai dengan namanya, Parabolic SAR selain menjukkan trend, bisa juga digunakan sebagai patokan menentukan Stop Loss. Mengenai  manfaat Stop Loss sendiri, kita sudah bicarakan dalam artikel sebelumnya, jadi saya anggap anda sudah sepakat tentang pentingnya memasang Stop Loss di setiap posisi untuk melindungi kita dari resiko yang terlalu besar Nah, salah satu patokan yang bisa digunakan untuk menetukan Stop Loss adalah titik-titik Parabolic SAR ini. Kita bisa menetukan Stop Loss pada titik parabolic SAR di awal trend.
Mari kita perhatikan chart berikut:  
Kalau kondisi market yang kita hadapi seperti terlihat pada gambar di atas, maka seandainya kita akan mengambil posisi sell dengan TP di 134.12 (horizontal line warna merah) maka SL bisa kita pasang di titik parasar di awal trend, yang saya tarik garis warna biru Pada chart di atas, saya menggunakan Parabolic SAR dengan settingan  0.06|0.26. Anda bisa mencoba-coba sendiri settingan yang pas untuk Parabolic SAR yang akan anda gunakan, atau gunakan setting default yang sudah tersedia di trading platform yang kita gunakan.

Scalping? Boleh-Boleh Aja Kok

Scalping di sini maksudnya kita melakukan Open Position untuk jangka waktu yang relatif pendek, menggunakan margin yang relatif besar dengan target profit yang relatif kecil. Mungkin anda masih penasaran, “kok relatif sih? tepatnya berapa lama, berapa persen margin dan berapa pips targetnya?”  Hehehe… ok deh…  kalau memang harus menyebut angka, biasanya sih kalau scalping, saya menggunakan time frame antara 5 sampai 15 menit, margin antara 10 sampai 20 persen per posisi dan target profit cukup sekitar 10 pips saja   Atau malahan, margin sampai 40 persen dengan target profit di bawah 5 pips… hihihi

Salah seorang mentor saya pernah bilang, scalping itu cara trading khas newbie… hihihi… whatever lah… terus terang saya juga kadang masih scalp juga kok, meskipun sebenernya  saya memang lebih cenderung untuk memilih menjadi swinger trader. Yah… kadang sekedar iseng merasakan latihan sport jantung juga lumayan seru sih… hihihi…

Ok deh… apapun kata master… (ehm, mohon muup mastah.. ), scalping sah-sah saja dilakukan kok… asal tidak melanggar aturan dari broker tempat kita ber-trading, terutama masalah aturan short trading. Scalping biasanya memang dibatasi demi kelancaran para trader bertransaksi, karena memang kalo semua trader keseringan open dan close position dalam jangka waktu yang singkat, akan menjadi beban bagi server brokernya.. .

Nah, untuk scalping, ada baiknya kita memilih pair dengan spread yang tidak terlalu tinggi tapi pergerakannya lumayan kenceng, seperti misalnya pair GBP/USD atau EUR/USD. Sebenernya gak ada larangan juga sih, scalping di pair dengan spread yang besar seperti GBP/JPY. Cuma, kalau spread kegedhean, ya kita mesti siap mental buat nunggu spread ketutup yang mungkin aja rada lama, kalau pergerakannya tidak terlalu kenceng.  Ehm, kadang-kadang lumayan mules juga tuh…  nungguin spread yang gak ketutup-ketutup…  apalagi klo pas main hantam pake margin gedhe… hehehe… Iya deh…  masalah pilih-pilih pair kayaknya sudah cukup jelas yaa....

Nah, sekarang… indikator apa sih yang biasanya dipake oleh scalper?
Yuk, mari kita lihat chart berikut:
Pada chart di atas, saya menggunakan time frame 15 menit untuk pair GBP/USD. Indikator yang saya gunakan adalah parabolic SAR, Simple Moving Average periode 200 dan W%R. Patokan yang saya gunakan untuk entry adalah sebagai berikut: apabila harga di atas SMA 200, parabolic SAR terletak di atas candlestick dan W%R ada di area sell, maka saya melakukan Open Position Sell. Dan apabila harga di bawah SMA 200, parabolic SAR terletak di bawah candlestick dan W%R ada di area buy, maka saya melakukan Open Position Buy. Itu hanya salah satu contoh chart yang saya pake untuk scalping

Ramuan indikator di atas memang lebih cocok dipakai apabila market dalam kondisi sideways.  Kalau market sedang trending sih… kadang-kadang saya scalping hanya berpatokan pada candlestick ajah… hehehe… Ok deh…  silahkan di coba dan dirasakan sendiri yang jelas sih… kalau mau Open Position,  ingatlah selalu ketahanan margin kita. Jadi, jangan melakukan Open Position hanya berdasarkan nafsu karena melihat chart yang menari-nari menggoda di depan mata   Bisa-bisa bukannya profit yang kita dapet, tapi malahan dapet MC deh… hehe

Trading Breakouts

Apa sih trading breakouts ini?

Mmm... intinya sih, kita memanfaatkan gerakan ekstrem dari pair sehingga kita bisa masuk di saat yang tepat untuk memanen pips.  Siapa sih yang gak mau dapet pips besar dalam tempo yang singkat? Hehehe…  kayaknya semua mau deh… Nah, untuk bisa memanfaatkan saat-saat yang mengasyikkan ini, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui. Yang pertama tentunya bagaimana kita bisa mengindentifikasi bakal terjadinya breakout ini.

Ada beberapa alat yang bisa kita gunakan untuk mengidentifikasi breakouts. Salah satunya adalah pemahaman tentang chart pattern seperti yang telah kita bahas dalam artikel-artikel terdahulu. Breakouts bisa terjadi sebagai kelanjutan dari sebuat trend, atau bisa juga berupa reversal dari major trend.
Breakouts pada market seringkali terjadi pada tingkat harga tertentu, misalnya saat level harga menyentuh level support-resistant, level fibo atau high-low harian atau saat terlihat pattern-pattern tertentu seperti di atas. Untuk bahasan tentang chart pattern ini silahkan anda ikuti di artikel terdahulu

Untuk kali ini, saya akan mencoba membahas cara lain mengidentifikasi breakouts, yaitu dengan menggunakan trendlines dan channel  Menggunakan trendline sebagai pengindentifikasi breakout bisa dilihat dalam gambar berikut:
Pada ilustrasi di atas, trendline kita tarik dari low ke low dan berlaku sebagai support level. Saat harga menembus support level tersebut, biasanya akan terjadi breakout Breakout juga bisa diidentifikasi dengan menggunakan channel seperti ilustrasi berikut:
Trend line
yang kita tarik berfungsi sebagai  support-resistant level. Pada channel  yang naik, saat harga menembus level support, kemungkinan besar akan terjadi breakout Trading Breakouts memang menarik untuk dilakukan, karena saat-saat terjadi breakout ini bisa dikatakan sebagai saat panen raya. Hehehe… Namun demikian, kita perlu tetap waspada, karena ada pula saat terjadi breakouts yang “menipu”. Yah…, namanya juga dunia nyata, kadang tidak selalu seindah dalam dongeng kan? Hihihi…

Bagaimanapun, trading breakout ini adalah salah satu cara yang perlu kita ketahui sebagai salah satu senjata kita dalam memahami dan mengikuti tarian market

Percaya Pada Indikator

Do you believe in God? Do you believe in life after death? Itu pertanyaan standar untuk mengetahui tingkat keyakinan sseseorang terhadap hal-hal diluar nalar Pertanyaan sederhana, tapi jawabannya tidak sederhana. Ada satu pertanyaan sejenis itu yang bisa ditanyakan kepada trader: &ldquoo you believe in indicator?” Hehehe… lebay deh yaa? Iya sih Tapi pertanyaan ini seringkali saya ajukan kepada temen trader untuk mengetahui, apa dasar dia dalam mengambil keputusan dalam trading. Apakah dia sudah memiliki trading system yang matang, ataukah trading hanya sekedar berdasarkan feeling, atau barangkali dia trading berdasarkan untung-untungan doang?

Di saat-saat awal saya belajar trading, saya mati-matian belajar aneka macam indikator. Kalau di chat room ada yang ngomongin tentang salah satu indikator yang “kebetulan” saya belum paham, saya akan segera tancap gas untuk cepet mencari tau tentang indikator tersebut. Kalau perlu trading dihentikan dulu… hihihi… diganti dengan browsing sana-sini untuk cari tahu tentang indikator tersebut. Pendeknya, gak tau indikator yang dibicarakan orang merupakan satu hal yang memalukan menurut saya (saat itu). Lama kelamaan, kok saya cape sendiri ya? hehehe… Soalnya ternyata, setelah lumayan paham beberapa indikatorpun, akhirnya yang dipakai saat trading sebenernya juga indikator itu-itu ajah kok Malahan, terus terang, sekarang saya malahan cenderung mengandalkan candlestick plus chart pattern saat trading. Paling-paling dibantu dengan horizontal line. Jadi, apa pengetahuan dan kepercayaan terhadap indikator itu menjadi sia-sia? Mmm… kalau dibilang sia-sia sih tentu saja nggaklah… Proses belajar dan memahami beberapa indikator menurut saya adalah salah satu tahapan dalam belajar menjadi trader yang baik.

Terus terang saya suka ragu kalau kalau ada trader yang mengatakan bahwa dia trading berdasarkan feeling. Saya biasanya akan melanjutkan dengan pertanyaan: “sudah berapa lama belajar trading?” Kalau dia jawab “lebih dari 5 tahun”, itu saya anggap end of discussion Mungkin dia memang sudah sampai pada satu tahap dimana dia sudah bisa membaca dan mengikuti gerak market, bahkan tanpa indikator sekalipun. Tapi kalau dia jawab “kurang dari setahun…”  Wah…  gawad tuh… Lah, kok kesannya trading itu cuma berdasarkan untung-untungan yaa…? Biasanya sih trader yang sejenis ini kalau saya liat gak akan bertahan lama Begitu merasakan sekali atau dua kali MC, dia pasti akan kapok dan berhenti trading (plus rasa dendam terhadap segala yang berbau forex ) Pemahaman tentang indikator menurut hemat saya masih sangat perlu bagi seorang trader, meskipun nantinya dalam prakteknya dia hanya mengandalkan candlestick saat trading. Lagian, candlestick juga kan salah satu indikator?

Buat temen-temen yang saat ini dalam proses belajar menjadi trader, kalau saya boleh unjuk saran, cobalah untuk belajar dan memahami setidaknya beberapa indikator. Pahami dan kenali, dan yang utama, coba amati dan teliti bagaimana hubungan indikator tersebut dengan gerakan chart. Temen trader ada yang bilang, dengan modal mengamati, meneliti dan hafal akan sifat-sifat suatu pair, kita akan bisa mengetahui ke mana gerakan chart selanjutnya, bahkan nantinya tanpa bantuan indikator sekalipun

Jadi, kalau saya ditanya: percaya gak sama indikator? Jawaban saya: tentu saja percaya Hanya saja, masalah keputusan dalam trading, itu kembali ke judgement kita sendiri. Itu juga sebabnya saya lebih suka trading secara manual dibanding menggunakan EA Bukankah keasyikan trading itu justru di prosesnya? Eh,  tapi ngomong-ngomong, beberapa temen trader suka protes kalau saya bilang letak keasyikan trading itu ada di prosesnya.

 
Design by hairul | micro forex - manado | trader forex