Kali ini saya akan membahas dua indikator sederhana yang saling bersaudara Lah, kok bersaudara sih… Iya, karena dua indikator ini biasanya dipasang dalam satu “paket” dan bersifat saling melengkapi Trus, mengapa Bollinger Bands dan Simple Moving Average? Yah, sebenernya sih alasannya sederhana aja sih… Indikator ini sudah tersedia di semua trading platform. Tampilannya juga sederhana, tidak ruwet dan relatif mudah dipahami
Gak ada salahnya kita mencoba dulu indikator yang paling sederhana,
sebelum berpusing-pusing mencoba memahami indikator yang lebih ruwet
kan?
Ok deh… sekarang, pertanyaan mendasarnya adalah: bagaimana mengggunakan informasi dari Bollinger Bands dan Simple Moving Average? Di sini saya akan menggunakan Bollinger Bands sebagai patokan untuk memprediksi batas pergerakan harga, sebegai apelengkap dari informasi yang disediakan oleh Simple Moving Average Mm… saya gak akan membahas detil tentang perhitungan dan rumus Bollinger Bands di sini deh…, toh anda akan mudah mencarinya di banyak situs, kalau anda tertarik untuk sedikit berpusing-pusing ria… hehehe…
Pada dasarnya, Bollinger Bands menghitung Standar Deviasi dari Simple Moving Average dengan periode tertentu . Jadi, kita akan menggunakan BB untuk penentu batas-batas pergerakan karena sifatnya sebagai pembatas. Menurut pemahaman tersebut, maka ketika harga menyentuh level BB Upper line atau BB Lower line, hal tersebut mengindikasikan bahwa pergerakan harga kemungkinan akan berbalik. Yuk, mari kita perhatikan chart berikut:
Saya menggunakan Time Frame Hourly di pair GBP/USD dengan Bollingger Bands periode SMA 48. Perhatikan pergerakan harga yang bermain-main di area Bollinger Bands. Hanya saja, perlu saya ingatkan, batasan Bollinger Bands akan efektif berlaku apabila SMA yang digunakan memperlihatkan trend yang mendatar (flat). Batasan Bollinger Bands akan cenderung dilanggar apabila SMA cenderung trending.
Satu hal lagi, penggunaan indikator Bollinger Bands ini sebaiknya dikombinasikan dengan indikator lain untuk penentu saat Open Position. Kita bisa menggunakan perpotongan antara dua SMA sebagai patokan untuk entry, dan menggunakan informasi dari Bollinger Bands ini sebagai pelengkap untuk mengeatahui gambaran batasan pergerakan harga. Atau, bisa juga kita gunakan SMA acuan Bollinger Bands serta BB Upper line atau Lower line sebagai penentu SL dan TP. Dengan patokan perpotongan SMA dan Bollinger Bands sebagai pembatas harga, apabila harga menyentuh Upper line BB dan SMA dengan periode yang lebih rendah mulai turun dan memotong SMA dengan periode yang lebih tinggi, kita bisa melakukan Open Position Sell. Demikian juga apabila harga menyentuh Lower line BB dan SMA dengan periode yang lebih rendah mulai naik dan memotong SMA dengan periode yang lebih tinggi, kita bisa melakukan Open Position Buy.
Ok, apa yang saya kemukakan di atas hanyalah contoh penggunaan informasi yang bisa kita gunakan dari Bollinger Bands dan Simple Moving Average. Masing-masing trader mungkin punya cara sendiri untuk memanfaatkan informasi dari suatu indikator. Silahkan anda mencoba-coba sendiri untuk menemukan “ramuan” indikator yang pas dengan gaya trading anda
Ok deh… sekarang, pertanyaan mendasarnya adalah: bagaimana mengggunakan informasi dari Bollinger Bands dan Simple Moving Average? Di sini saya akan menggunakan Bollinger Bands sebagai patokan untuk memprediksi batas pergerakan harga, sebegai apelengkap dari informasi yang disediakan oleh Simple Moving Average Mm… saya gak akan membahas detil tentang perhitungan dan rumus Bollinger Bands di sini deh…, toh anda akan mudah mencarinya di banyak situs, kalau anda tertarik untuk sedikit berpusing-pusing ria… hehehe…
Pada dasarnya, Bollinger Bands menghitung Standar Deviasi dari Simple Moving Average dengan periode tertentu . Jadi, kita akan menggunakan BB untuk penentu batas-batas pergerakan karena sifatnya sebagai pembatas. Menurut pemahaman tersebut, maka ketika harga menyentuh level BB Upper line atau BB Lower line, hal tersebut mengindikasikan bahwa pergerakan harga kemungkinan akan berbalik. Yuk, mari kita perhatikan chart berikut:
Saya menggunakan Time Frame Hourly di pair GBP/USD dengan Bollingger Bands periode SMA 48. Perhatikan pergerakan harga yang bermain-main di area Bollinger Bands. Hanya saja, perlu saya ingatkan, batasan Bollinger Bands akan efektif berlaku apabila SMA yang digunakan memperlihatkan trend yang mendatar (flat). Batasan Bollinger Bands akan cenderung dilanggar apabila SMA cenderung trending.
Satu hal lagi, penggunaan indikator Bollinger Bands ini sebaiknya dikombinasikan dengan indikator lain untuk penentu saat Open Position. Kita bisa menggunakan perpotongan antara dua SMA sebagai patokan untuk entry, dan menggunakan informasi dari Bollinger Bands ini sebagai pelengkap untuk mengeatahui gambaran batasan pergerakan harga. Atau, bisa juga kita gunakan SMA acuan Bollinger Bands serta BB Upper line atau Lower line sebagai penentu SL dan TP. Dengan patokan perpotongan SMA dan Bollinger Bands sebagai pembatas harga, apabila harga menyentuh Upper line BB dan SMA dengan periode yang lebih rendah mulai turun dan memotong SMA dengan periode yang lebih tinggi, kita bisa melakukan Open Position Sell. Demikian juga apabila harga menyentuh Lower line BB dan SMA dengan periode yang lebih rendah mulai naik dan memotong SMA dengan periode yang lebih tinggi, kita bisa melakukan Open Position Buy.
Ok, apa yang saya kemukakan di atas hanyalah contoh penggunaan informasi yang bisa kita gunakan dari Bollinger Bands dan Simple Moving Average. Masing-masing trader mungkin punya cara sendiri untuk memanfaatkan informasi dari suatu indikator. Silahkan anda mencoba-coba sendiri untuk menemukan “ramuan” indikator yang pas dengan gaya trading anda
0 komentar:
Posting Komentar