BAGI ANDA YANG MEMBUKA ACCOUNT MELALUI BLOG INI AKAN MENDAPATKAN FASILITAS WITHDRAWAL DAN DEPOSIT SECARA INSTAN SERTA SABTU MINGGU KAMI TETAP MELAYANI WITHDRAWAL DAN DEPOSIT.

Selasa, 29 Mei 2012

Indikator Commodity Channel Index

Dalam pasar Forex, mungkin anda pernah mendengar yang namanya Commodity Channel Index, namun dalam pengertiannya sendiri anda sudah begitu paham dengan yang namanya Commodity Channel Index ? Apabila anda kurang paham dengan pertian tersebut, maka kali ini saya akan membuat artikel seperti judul diatas. Commodity Channel Index atau yang lebih sering disebut dengan CCI, dimana pertama kali diperkenalkan oleh seseorag yang bernama Donald Lambert, dimnaa beliau menulis sebuah artikel yang dipublikasikan pada tahun 1980. Lambert pada dasarnya adalah seorang trader komoditi. Pada awalnya indikator ini digunakan untuk mengetahui titik jenuh pada saat harga sedang berada pada tingkat titik jenuh, baik itu beli maupun jual, pada pasar komoditi. Namun seiring berkembangnya waktu, indikator ini pun dipergunakan pada pasar finansial lainnya, termasuk forex. Dalam indikator tersebut terdapat sebuah rumus seperti berikut : FCCI - twps2 - pendulangforex   Keterangan : TP      =  (High + Low + Close) / 3 D         =  TP - SMA(TP,N) SMA =  Simple Moving Average N        = Periode Tidak semua platform dapat menyediakan indikator CCI. Untuk memanggunakan indikator ini, anda bisa menggunakan platform Meta Trader 4 yang merupakan salah satu platform yang menyediakan indikator CCI ICCI - twps2 - pendulangforex Dapat anda lihat pada Grafik diatas, dimana pada sebelah bawah merupakan grafik CCI. Pada indikator CCI terdapat 3 area, yaitu :
  1. Titik Jenuh Beli (diatas 100) Pada saat grafik sedang berada pada daerah titik jenuh beli (diatas 100), merupakan saat yang tepat untuk melakukan open posisi Sell/Jual. Hal ini didasarkan pada harga tersebut yang tidak akan bergerak lebih tinggi lagi. Sehingga pergerakan harga akan lebih pasti, yaitu bergerak kebawah.
  2. Titik Jenuh Jual (dibawah 100) Pada saat grafik sedang berada pada titik jenuh jual (dibawah -100), merupakan saat yang tepat untuk melakukan open posisi Buy/Beli. Hal ini berdasarkan pada pergerakan harga tersebut yang tidak akan bergerak lebih rendah lagi. Sehingga pergerakan harga untuk selanjutnya akan lebih pasti bergerak keatas.
  3. Titik Tengah (diantara 100 dan -100) Sedangkan pada titik tengah, merupakan waktu yang TIDAK TEPAT untuk melakukan open posisi. Hal ini didasari karena kita akan lebih sulit memprediksi dimana pergerakan harga akan NAIK atau TURUN.
Sedangkan Pengertian Stochastic Oscillator, RSI, dan CCI Pada 3 poin diatas merupakan keyword dari cara penggunaan CCI dimana pada saat anda bertrading. Namun, pertanyaannya sekarang apa yang membedakan antara Stochastic Oscillator, RSI, dan CCI. Seperti yang kita ketahui ketiga indikator ini memiliki fungsi yang sama, yaitu menentukan batas daerah titik jenuh jual dan beli. Walaupun terkadang, dalam penggunaannya RSI, CCI, dan Stochastic Oscillator tidak selalu sejalan. Maksudnya adalah ada waktu dimana RSI bisa saja berada pada daerah normal (bukan pada titik jenuh beli dan jual) melainkan CCI memberi sinyal ketika harga pasar sedang berada pada daerah titik jenuh beli. Dari segi fungsi dan penggunaan, RSI, CCI, dan Stochastic Oscillator tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hanya saja selama ini yang lebih dikenal ialah RSI dan Stochastic Oscillator. Kelemahan Indikator CCI Seperti yang telah kita ketahui secara umum, bahwa tidak ada suatu indikator yang dapat terlihat pada DAERAH TENGAH yang ditandai dengan bulatan berwarna biru. Nah, apa yang terjadi? Ternyata setelah harga naik sedikit saja dari daerah titik jenuh jual kedaerah tengah, maka pergerakan harga akan kembali turun kedaerah titik jenuh jual. Hal ini mengisyaratkan bahwa indikator ini juga tidak memberikan suatu kepastian secara menyeluruh. Namun terdapatnya suatu kelemahan pada setiap indikator bukanlah sebuah tanda bahwa kiamat telah dekat, melainkan dapat menghasilkan suatu sistem trading yang maksimum, dimana saya menyarankan ada baiknya anda untuk menggunakan minimal 2 indikator yang berfungsi untuk mendeteksi titik jenuh beli dan jual. Misalkan CCI dan Stocastic Oscilator. Lalu kita mengambil tindakan OPEN BUY pada saat kedua indikator tersebut telah berada pada daerah JENUH JUAL. Lalu kita mengambil tindakan OPEN SELL pada saat kedua indikator tersebut telah berada didaerah JENUH BELI. Apabila kedua indakator tersebut saling berlawanan dalam memberi sinyal, sebaiknya anda wait and see saja terlebih dahulu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by hairul | micro forex - manado | trader forex