
Popularitas
Automatic Trading telah menggema dan diikuti oleh pesatnya para
pengguna bahan pemasaran terkait robot trading. Sangat disayangkan
membanjirnya materi promosi mengenai robot dipasaran justru membawa
kecendrungan para pengguna kian bingung daripada lebih bersifat
informatif. pada uaraian kali ini saya mencoba untuk mengemukakan
kesalahan dari mitos Automatic Trading yang populer dikalangan para
trader :
1. Penyedia Automatic Trading ialah spesialis bahasa pemprograman
Biasanya setelah coding bahasa program dalam bentuk JAVA atau C++ telah
dibeli, seseorang masih perlu menghabiskan banyak waktu untuk
menciptakan strategi yang intelejen secara statistik agar dapat bekerja
dipasar. Oleh karena itu, tim yang terdiri dari para ahli keuangan serta
teknikalis masih diperlukan. Lebih jauh lagi, jika vendor memutuskan
untuk mengupgrade produk mereka, tambahan coding yang berisi strategi
baru akan diperlukan.
2. Sepuluh Strategi Trading Lebih Baik Daripada Lima Strategi Trading
Ketika automatic trading pertama kali popular di Eropa,dimana fokusnya
pada saat itu ialah bagaimana menyediakan algoritma yang memiliki
performa terbaik. Penjualan selama dua tahun terakhir banyak para
provider automatic trading beralih fokus dari performa terbaik
kestrategi terbaru yang bervariasi. Alasannya mereka beralih fokus
adalah semakin banyak strategi yang dimiliki klien, maka klien mereka
pun akan memiliki kontrol lebih besar pada perilaku robot mereka.
Sebenarnya hal ini kurang logis karena mengandalkan strategi saja tidak
dapat menjamin suatu apapun. Kualitas dibanding kuantitas merupakan
faktor penting, sehingga jika kita mengharapkan klien menggunakan
beberapa algoritma namun keseluruhan kinerja tetap buruk sama saja
bohong.
3. Teknik Optimalisasi Mudah Diintegrasikan ke dalam Automatic Trading
Mungkin banyak sekali kita temukan teknik optimalisasi pada Robot. Namun
pada dasarnya terdapat tiga langkah untuk menyusun hal tersebut :
- Merumuskan sebuah problem secara matematis untuk memecahkan suatu masalah.
- Memiliki teknikal numerik yang benar (dengan optimasi), dan
mengimplementasikannya untuk menguji data pada harga yang sedang
berlangsung dipasar.
- Pemeriksaan kembali untuk melihat apakah jawabannya benar-benar sudah optimal.
Optimizer digunakan untuk mencari pilihan terbaik seperti misalnya waktu
transaksi dan trade size (terdapat dalam parameter). Asumsi yang dibuat
dalam objektif diatas adalah salah satu cara untuk mencari solusi.
Sayangnya, spread bid/ask ataupun likuiditas dalam kondisi nyata dapat
bervariasi atau berubah-ubah setiap harinya.
Konsekuensinya perilaku perdagangan itu sendiri harus disesuaikan
sejalan dengan perubahan yang terjadi pada harga pasar. Suatu strategi
trading yang berdasarkan objektif optimalisasi yang tidak beradaptasi
pada perilaku intraday cenderung tidak efisien.
4. Arah Automatic Trading Selanjutnya Adalah Mesin Pembaca Berita
Konsep mesin pembaca berita adalah suatu software yang akan memindai
feed berita dan bereaksi jika software tersebut berpikir suatu event
berita tersebut akan mempengaruhi pasar. Ide seperti ini mungkin
dipublikasikan secara berlebihan, namun kebanyakan provider Robot
melupakan satu-satunya hal yang penting, yakni eksekusi yang mengacu
pada reaksi market akibat suatu berita, bukan pada beritanya itu
sendiri.
Kebingungan sempat timbul karena fakta strategi eksekusi yang mengacu
pada deteksi peluang trading yang baru, seperti misalnya mencari
kombinasi keywords dalam feed berita kemudian menentukan buy atau sell
suatu saham sebelum yang lainnya sempat bereaksi, cara seperti ini
sesungguhnya merupakan suatu alat pendeteksi transaksi bukannya alat
peng-eksekusi transaksi.
5. Auomatic Trading System Spesifik hanya Untuk Forex
Kesalahpahaman yang sering terjadi ialah teknik algoritma yang berbeda
saat diperlukan untuk perdagangan komoditas yang berbeda-beda pula.
Namun, ada properti statistik standar yang dapat diukur disemua jenis
market terlepas dari jenis instrumennya, seperti : spread bid ask,
volatility, trade volume, dan likuiditas pada harga tertentu.
Sementara perbedaan diantara tiap instrument kebanyakan hanya pada
peraturan bursanya seperti : market hours, tick sizes, pricing, regulasi
, dsb. Maka implementasi robot dijenis market yang lain sesungguhnya
tidak serumit yang dibayangkan pada sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar