Average Directional Index Movement (ADX), yang dikembangkan oleh J.
Welles Wilder, ialah indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
dari pergerakan kapan pasar mengalami trending, dan seberapa kuat atau
lemah trend itu dan kapan tren terdapat kemungkinan dimulai maupun
berakhir. Indikator ini hanya menghitung kekuatan tren, terlepas dari
naik atau turunnya. Indikator ini memungkinkan kita unruk menganalisis
kecenderungan dari pergerakan pasar dan membuat keputusan dalam
perdagangan dipasar Forex.
Indikator ADX biasanya terlampir dalam grafik beriringan dengan dua
garis yang disebut dengan Directional Movement Indicators (DMI). ADX
sendiri merupakan rata-rata dari kedua garis tersebut. Dimana yang
pertama adalah garis +D, yang mencerminkan seberapa kuat atau lemahnya
uptrend dalam pasar. Kedua adalah garis -D, yang menggambarkan seberapa
kuat atau lemahnya downtrend. Sedangkan garis ADX merupakan penggabungan
dari +D dan -D, namun tidak menunjukan apakah pasar sedang uptrend
ataupun downtrend, hanya kekuatan dari keseluruhan trend.
Seperti yang telah disebutkan diatas, ADX dapat mengukur kekuatan suatu
trend. Dalam pengukurannya, ketiga garis diatas bergerak dalam rentang 0
dan 100. Namun, perancangnya menetapkan 60 dan 20 sebagai batas
ekstrim. Bila garis ADX bergerak diatas 40 dan terus menanjak, dapat
mengindikasikan bahwa tren yang sedang berjalan cukup kuat, terlepas
uptrend atau downtrend. Bila garis itu bergerak dibawah 20, maka
mengindikasikan trend lemah dan pasar dalam kondisi ranging. Sebagai
contoh dari indikator tersebut, dapat anda lihat pada gambar dibawah ini
:
Karena ADX mengukur sebuah kekuatan trend, maka para trader menggunakan
indikator ini sebagai konfirmasi apakah pasar sedang mengalami trend,
dan menghindari periode ranging dalam pasar, kondisi yang sulit untuk
mendapatkan profit. Selain itu, dalam situasi ketika garis ADX bergerak
dibawah 20, perancang menyarankan tidak trading trend based strategi
ketika garis ADX dibawah kedua garis +D dan -D. Contoh ketika garis ADX
dibawah +D dan -D
Pendekatan lain yang dapat digunakan oleh trader ialah dengan
mengidentifikasi potensi awal suatu trend baru dalam pasar. Caranya
adalah dengan memantau pergerakan garis ADX dari bawah 20 keatas sebagai
sinyal pasar yang sedang menuju kesuatu trend baru. Semakin lama pasar
ranging, maka semakin besar bobot yang diberikan oleh trader kesinyal
ini. Contoh dimana terdapat sinyal perubahan trend dalam ADX.
Indikator ini juga dapat digunakan sebagai sinyal trend reversal. Ketika
garis ADX bergerak diatas +D dan -D yang kemudian bergerak kebawah,
maka ini sering dijadikan sinyal perubahan trend. Contoh dimana terdapat
signal perubahan dalam trend pada ADX.
Pendekatan terakhir yang digunakan oleh trader dalam ADX adalah
crossover. Ketika garis +D menembus keatas garis -D, menandakan bahwa
pembeli lebih kuat dari pada penjual, maka ini menjadi peluang beli.
Ketika garis +D menembus kebawah garis -D, maka mengindikasikan penjual
lebih kuat dari pembeli, maka ini menjadi peluang untuk melakukan open
sell. Contoh Crossover dalam ADX.
Semoga pembahasan mengenai indikator ADX diatas, dapat memberikan
pencerahan kepada anda mengenai indikator-indikator yang terdapat pada
MT4.
0 komentar:
Posting Komentar